Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kabupaten Blora



KABUPATEN BLORA



Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah paling ujung (bersama Kabupaten Rembang) di sisi timur Provinsi Jawa Tengah.

Wilayah dengan luas 182.058,777 hektare, secara geografis pada bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati, sedangkan pagian timur berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur), di sebelah Selatan dengan Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Grobogan, Jateng.

Wilayah yang cukup luas tersebut memberikan keuntungan tersendiri, karena di beberapa tempat tersimpan sumber minyak bumi yang ditandai dengan banyaknya sumur. Bagi warga luar daerah, tentunya sumur minyak yang terlihat bergerak seperti mengangguk-angguk itu bisa jadi objek wisata geologi atau sekadar mengabadikan foto untuk kenang-kenangan telah berkunjung ke lokasi sumur minyak. Lokasi wisata geologi mayoritas berada di wilayah perbukitan dan di tengah-tengah kawasan hutan jati yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Blora.

Ketika anda menuju lokasi pengeboran minyak di wilayah Cepu, maka anda akan disuguhi pemandangan alam karena di sepanjang jalan masuk ke lokasi terdapat pepohonan jati.

Selain proses penambangan secara modern, ada pula sumur minyak tua yang di wilayah Kabupaten Blora yang ditambang secara tradisional oleh masyarakat setempat dengan menggunakan tali dan timba yang ditarik. Di antaranya tersebar di wilayah Wonocolo, tetapi masih masuk di kawasan hutan jati KPH Cepu Kabupaten Blora.

Blora juga kaya akan objek wisata alam, seperti Waduk Tempuran yang berada di Desa Tempuran, Kecamatan Kota, Blora, yang cocok dijadikan tempat refreshing keluarga maupun perorangan, karena panorama alamnya yang berada di kawasan perbukitan cukup menawan untuk dikunjungi.

Di kawasan waduk juga terdapat kampung bluron yang tersedia fasilitas bermain di air hingga water splash serta tempat penginapan. Ingin mencoba permainan serupa, tersedia di wilayah perkotaan Kota Blora yang awalnya merupakan Taman Sarbini, kini disulap menjadi water splash yang ramai dikunjungi warga.

Sarana wisata penunjang di kawasan tersebut saat itu, antara lain mainan anak-anak, sepeda roda tiga, mobil anak-anak, patung binatang, perpustakaan serta gelanggang olahraga yang juga sering digunakan sebagai panggung kesenian. Setelah dikelola swasta, namanya diubah menjadi "water splash".

Blora kelihatannya cukup tertarik mengembangkan objek wisata serupa, karena di kompleks Taman Budaya yang ada di Jalan Sudarman Blora juga tersedia fasilitas kolam renang yang tersedia untuk anak dan dewasa. Era tahun 60-an, kawasan tersebut juga tersedia satwa yang cukup lengkap, namun saat ini kondisinya kurang terurus dan banyak terjadi kerusakan kandang untuk satwa.

Pada objek tersebut, juga terdapat Museum Mahameru yang menyimpan berbagai fosil kepala kerbau purba, kemucuk candi batu, tulang belakang gajah, gigi gajah, arca gansesa, arca unfinish, prasasti kayu, serta koleksi bersejarah lainnya. Museum tersebut juga menyimpan replika wayang krucil yang cukup dikeramatkan.

Objek wisata lainnya, yakni Waduk Greneng yang berada di Dukuh Greneng, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora dan Waduk Bentolo yang ada di Kecamatan Todanan, dekat dengan kawasan gua terawang karena perjalanan menuju goa hanya ditempuh dengan waktu 10 menit dengan jarak sekitar 500 meter atau 34 kilometer dari Kota Blora.

Sementara objek wisata Gua Terawang memberikan pemandangan yang cukup menawan, karena masuk ke dalam gua tidak perlu khawatir tidak ada penerangan. Di dalam goa juga terdapat lubang besar yang memudahkan sinar matahari masuk ke dalam gua yang berada di kawasan hutan KPH Blora ini. Objek wisata alam mini, terletak di Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan.

Jika anda terbiasa mengunjungi berbagai petilasan atau makam orang-orang yang dianggap memiliki memiliki cerita sejarah yang cukup menarik, Kabupaten Blora memang terdapat banyak petilasan dan makam yang sering dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di Tanah Air.

Di antaranya, makam Maling Gentiri yang merupakan anak dari Kiai Ageng Pancuran yang semasa hidupnya memiliki kesaktian tinggi, suka menolong pada orang yang kesusahan serta orang yang tidak mampu, Makam Kiai Abdul Kohar yang merupakan keturunan dari Kesultanan Demak, yaitu Raden Trenggono, Makam Jati Kusumo dan Jati Swara yang merupakan dua bersaudara putera dari Sultan Pajang.

Makam bersejarah lainnya, yakni makam Sunan Pojok terletak di jantung Kota Blora, makam Srikandi Aceh Poucut Meurah Intan, serta makam Bupati Blora tempo dulu.

Berkunjung ke Blora belum lengkap jika tidak membawa oleh-oleh khas daerah setempat, seperti batik tulis khas Blora yang didominasi motif alam mulai dari daun jati dan mustika yang mengandung filosofi hidup dan etos kerja.

Selain itu, terdapat pula petilasan Kadipaten Jipang yang merupakan objek wisata peninggalan sejarah dan adat budaya pada era kerajaan Pajang Kadipaten Jipang Panilan yang terletak di Desa Jipang, Kecamatan Cepu yang letaknya persis di tepi Sungai Bengawan Solo. Masakan khas yang bisa dinikmati, yakni lontong tahu yang memiliki perbedaan dengan daerah lain, yakni pada penyajiannya masih ditaburi dengan kacang goreng yang masih utuh ditambah rajangan bawang goreng serta rajangan daun seledri. Satai ayam dan satai kambing Blora juga memiliki kekhasan rasa tersendiri, dibandingkan daerah lainnya.

Jangan lupa membawa oleh-oleh khas Blora, salah satunya yang tidak dijumpai di daerah lainnya adalah egg roll waluh buatan masyarakat Cepu yang memiliki cita rasa tersendiri yang dipastikan berbeda dengan produk serupa di pasaran karena bahan yang digunakan menggunakan waluh atau labu merah. Saat berkunjung ke Cepu, jangan lewatkan pemandangan loko uap yang masih terlihat kokoh, meskipun warna cat mulai terlihat kusam. Wisatawan juga bisa menyewa loko tersebut untuk berjalan-jalan menyusuri rel kereta yang sudah tersedia.

Blora juga dikenal sebagai daerah penghasil kayu jati, karena hampir separoh wilayahnya merupakan hutan jati.

Potensi kayu jati yang cukup melimpah itu, mendorong tumbuh suburnya berbagai kerajinan yang memanfaatkan kayu jati sebagai bahan baku utama, seperti handycraft, seni ukir, kaligrafi, dan mebel kayu bonggol jati. Bahkan, ada wilayah yang menjadi sentra kerajinan yang memanfaatkan bonggol pohon kayu jati yang dianggap tidak bermanfaat oleh pihak Perhutani.

Blora juga memiliki sejarah melahirkan sejumlah tokoh penting di bidang sastra, seperti Pramoedya Ananta Toer, selain juga memiliki potensi wisata alam, adat budaya, geologi, serta aneka ragam kesenian tradisional yang memiliki keunikan atau daya tarik tersendiri.

Bahkan, daerah ini juga terkenal dengan adanya orang-orang samin yang merupakan keturunan, kerabat maupun rakyat dari seorang pejuang bernama Samin Surosentiko yang lahir pada 1859, di Desa Ploso Kedhiren, Randublatung, Kabupaten Blora. Saat masih kecil bernama Raden Kohar yang merupakan seorang Pangeran atau Bangsawan yang menyamar di kalangan rakyat pedesaan dan ingin menghimpun kekuatan dari rakyat bawah guna melawan Pemerintah Kolonial Belanda.

Kabupaten Blora mempunyai motto pembangunan "MUSTIKA", yakni maju, unggul, sehat, tertib, indah, kontinyu, dan aman serta memiliki etos kerja "BLORA", yakni berani, loyal, dan rasional.

Post a Comment for "Kabupaten Blora"